Beras, sebagai salah satu sumber makanan pokok dunia, terutama di negara-negara Asia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, apa yang sering terlewatkan adalah potensi besar dari produk sampingan proses penggilingan beras, yaitu bekatul. Bekatul, yang sering kali digunakan sebagai pakan ternak, kini semakin mendapatkan sorotan sebagai pangan fungsional yang memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bekatul mengandung sejumlah senyawa fenolik, serat pangan, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh. Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa bekatul memiliki sifat antikanker, antihipokolesterolemik, dan antiaterogenik. Dengan potensi kesehatan yang dimilikinya, perlu adanya peningkatan pemahaman dan pemanfaatan bekatul dalam bidang pangan.
Indonesia, sebagai salah satu konsumen beras terbesar di dunia, memiliki produksi padi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, sebagian besar dari produk samping penggilingan padi masih digunakan sebagai pakan ternak. Dalam proses penggilingan beras, bagian sekam dan bekatul seringkali diabaikan. Padahal, bekatul memiliki kandungan nutrisi yang kaya dan dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.
Peningkatan pemahaman akan pentingnya memanfaatkan bekatul sebagai sumber pangan fungsional bisa membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Salah satu contohnya adalah Naturefarm, sebuah brand yang telah memanfaatkan bekatul dalam produk pangan mereka. Dengan komitmen untuk menghadirkan produk pangan premium dan organik, Naturefarm membuka jalan bagi pemanfaatan lebih luas dari potensi bekatul dalam industri pangan Indonesia.
Diperlukan upaya lebih lanjut dalam mengedukasi masyarakat akan manfaat kesehatan yang dimiliki oleh bekatul, serta pengembangan lebih lanjut dalam penggunaannya dalam produk pangan. Dengan demikian, potensi besar dari bekatul sebagai pangan fungsional bisa lebih optimal dimanfaatkan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
