Pakan Ternak atau Pangan Manusia?

    Siapa yang tidak kenal beras? Bahan makanan pokok lebih dari separuh penduduk bumi, dimana 90% diantaranya adalah populasi Asia. Indonesia sendiri merupakan negara produsen sekaligus konsumen beras terbesar ketiga dunia setelah Tiongkok dan India, lho. Singkatnya, padi diperkirakan berasal dari sungai Yangtze Tiongkok sekitar 7.000 sebelum masehi. Sistem sawah tertua ditemukan di Tiongkok sekitar 3.000 tahun sebelum masehi. Jawa sebagai penghasil beras dapat dilihat pada relief candi Borobudur dan naskah kuno Negarakertagama yang ditulis di zaman kerajaan Majapahit.

    Jenis beras dan warnanya begitu beragam, tidak hanya beras putih yang sering kita konsumsi. Terdapat juga beras merah (red rice) dan beras hitam (black rice) yang kaya manfaat, juga beras coklat (brown rice) yang merupakan beras putih yang masih memiliki kandungan bekatul dan embrionya atau dikenal dengan dengan sebutan beras pecah kulit.

    Warna beras sangat dipengaruhi pigmen yang terdapat di kulit arinya (bekatul). Pigmen yang dominan adalah antosianin. Antosianin, selain pemberi warna, juga merupakan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Beras mengandung banyak nutrsi antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin B komplek, vitami E, magnesium, besi dan fosfor.

    Beras pecah kulit asendiri adalah beras hasil penyosohan pertama yang menghilangkan kulit sekamnya. Penyosohan kedua, berfungsi menghilangkan kulit arinya sehingga beras menjadi putih. Kulit ari inilah yang disebut bekatul yang berwarna kecoklatan dengan aroma yang khas. Selain kulit ari, embrio atau mata beras juga terlepas. Penghilangan bekatul dan mata beras bertujuan untuk memberikan penampilan yang lebih bersih dan memperpanjang umur simpan beras. Beras yang masih mengandung bekatul dan mata beras rawan terkena serangan serangga dan jamur serta berbau apek karena aktifitas enzim yang ada di dalam beras tersebut.

    Gambar 1. Bagian-bagian beras

    Sumber: PMC (Pubmed Central)

    Nah, ada data menarik yang perlu kita simak. Meskipun berat embrio beras hanya 2%, namun mengandung 30% total nutrisi beras. Sedangkan berat bekatul antara 8-10%, namun mengandung 60% dari total nutrisi beras.

    Berikut ini adalah perbandingan kandungan nilai gizi nasi putih dengan bekatul.

    NoKandungan GiziNasi putih
    (per 100 g)
    Nasi putih
    (per 100 g)
    1Karbohidrat total39,8 g49,4 g
    2Protein3 g16,5 g
    3Lemak total0,3 g21,3 g
    4Vitamin B10,05 mg3 mg
    5Vitamin B20,10 mg0,4 mg
    6Vitamin B32,60 mg43 mg
    7Vitamin E30 mg
    8Magnesium (Mg)0,9 g
    9Kalium (K)38 mg1,9 g
    10Kalsium (Ca)25 mg80 mg
    11Besi (Fe)0,40 mg11 mg
    12Fosfor (P)27 mg2,1 g
    Sumber : Jurnal Pangan Vol 26. No 2 Tahun 2017. (Slamet Budiyanto, dkk)

    Bekatul sebagai produk sampingan beras, ternyata memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Pangan fungsional artinya pangan tersebut tidak hanya bermanfaat secara nutrisinya namun juga memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Bekatul menjadi salah satu bahan pangan potensial untuk dikembangkan mengingat ketersediaannya yang melimpah. Penelitian tentang potensi bekatul sebagai pangan fungsional telah banyak diterbitkan di berbagai jurnal baik dalam negeri maupun luar negeri. Ada produk suplemen kesehatan bekatul yang mengklaim terbukti secara klinis menurunkan kolesterol di pasaran. Ada juga suplemen fitness berbahan baku utama bekatul.

    Masih berpandangan bekatul sebagai pakan ternak?

    Yakin tidak mau mencoba bekatul sebagai alternatif makan sehatmu?

    Menghadirkan gaya hidup sehat dengan produk terbaik, mendorong kesadaran kesehatan dengan menyatukan pengetahuan, pengalaman, dan profesionalisme.

    Support

    Jalan Dokter Cipto No.74, Rejosari, Kec. Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50125

    Scroll to Top